Manajemen Proyek dan Resiko
XI. Project
Risk Management ( Manajemen Resiko )
Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak
lain (transfer risk), menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif
risiko (mitigate risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu (accept risk). Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi
lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran
dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi
lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
1. Pengertian
Resiko, dan Project Risk Management
Risiko
adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi,
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika
terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak
lain (transfer risk), menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif
risiko (mitigate risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu (accept risk). Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
2.
Pentingnya Project Risk Management
Manajemen
risiko merupakan unsur penting dalam manajemen proyek. Ini dapat meningkatkan
kemungkinan kesuksesan kita hingga tingkat tertentu. Berikut adalah beberapa
alasan mengapa project risk management sangatlah penting:
Membantu
menghindari bencana besar
Tingkatkan
pendapatan dengan menghemat pengeluaran
Memberikan
kepuasan mental
Memastikan
keberhasilan penyelesaian proyek
Memberi
keunggulan kompetitif dibanding orang lain
Meningkatkan rasa
tanggung jawab dan akuntabilitas
Membantu untuk
mengeksplorasi peluang baru
Memberikan
jaminan bahwa sebuah organisasi dapat membuat dan menerapkan rencana efektif
untuk mencegah kerugian atau mengurangi dampak jika terjadi kerugian.
Mengurangi
kesempatan bagi keuangan untuk digunakan tanpa hasil
3. Risk
Utility, Risk Utility Function dan Risk Prefence
Risk Utility
Dalam
perselisihan hukum mengenai pertanggungjawaban produk , tes utilitas risiko
digunakan untuk menentukan apakah desain atau peringatan suatu produk cacat,
sehingga membuat produsen bertanggung jawab atas cedera yang disebabkan oleh
produknya.
Pabrikan
bertanggung jawab di bawah uji risiko utilitas jika probabilitas cedera kali
gravitasi cedera di bawah desain produk saat ini lebih dari biaya desain yang
masuk akal alternatif ditambah utilitas berkurang yang dihasilkan dari
memodifikasi desain. Lebih sederhana, pengadilan mempertimbangkan apakah biaya
ekonomi (ditentukan dari kemungkinan tuntutan hukum ) lebih tinggi daripada
biaya untuk mengubah desain produk (mis: memasang pelindung plastik) plus
hilangnya penggunaan produk (mis: penjaga baru membuatnya lebih sulit untuk
menggunakan produk). Secara umum, cara paling sederhana untuk memikirkan uji
utilitas risiko adalah Formula Tangan yang diterapkan pada produk.
Penyajian
Kembali Hukum Ketiga, Torts: Kewajiban Produk §2 (b) [1] lebih menyukai uji
utilitas risiko dibandingkan dengan Penyajian Kembali Hukum yang Kedua, Torts
§402 (a), yang mendukung uji ekspektasi konsumen . §2 (b) menyatakan, sebagian,
"Suatu produk cacat ketika, pada saat penjualan atau distribusi ... cacat
dalam desain. Suatu produk cacat dalam desain ketika risiko kerusakan yang
ditimbulkan oleh produk dapat diprediksi sebelumnya. telah dikurangi atau
dihindari dengan mengadopsi desain alternatif yang masuk akal oleh penjual atau
distributor lain, atau pendahulu dalam rantai distribusi komersial, dan
penghilangan desain alternatif membuat produk tidak cukup aman. "
Risk Utility
Function
Dalam
teori utilitas yang diharapkan , agen memiliki fungsi utilitas u ( c ) di mana
c merupakan nilai yang ia dapat terima dalam uang atau barang (dalam contoh di
atas c bisa menjadi $ 0 atau $ 40 atau $ 100). Fungsi utilitas u ( c ) hanya
didefinisikan hingga transformasi afin positif - dengan kata lain, konstanta
dapat ditambahkan ke nilai u ( c ) untuk semua c , dan / atau u ( c ) dapat
dikalikan dengan positif faktor konstan, tanpa mempengaruhi kesimpulan. Agen
memiliki penghindaran risiko jika dan hanya jika fungsi utilitas cekung .
Misalnya u (0) bisa 0, u (100) mungkin 10, u (40) mungkin 5, dan untuk
perbandingan u (50) mungkin 6.
Utilitas
yang diharapkan dari taruhan di atas (dengan kemungkinan 50% menerima 100 dan
peluang 50% menerima 0) adalah {\ displaystyle E (u) = (u (0) + u (100)) /
2}E(u)=(u(0)+u(100))/2 ,dan jika orang tersebut memiliki fungsi utilitas dengan
u (0) = 0, u (40) = 5, dan u (100) = 10 maka utilitas yang diharapkan dari
taruhan sama dengan 5, yang sama dengan utilitas yang diketahui dari jumlah 40.
Oleh karena itu setara kepastian adalah 40.
Premi
risiko adalah ($ 50 dikurangi $ 40) = $ 10, atau secara proporsional
{\ displaystyle
(\ $ 50 - \ $ 40) / \ $ 40}(\$50-\$40)/\$40 atau 25% (di mana $ 50 adalah nilai
yang diharapkan dari taruhan berisiko: ( {\ displaystyle {\ tfrac {1}
{2}} 0 + {\ tfrac {1} {2}} 100}\tfrac {1}{2} 0 + \tfrac{1}{2} 100 ). Premi
risiko ini berarti bahwa orang tersebut akan bersedia untuk mengorbankan
sebanyak $ 10 dalam nilai yang diharapkan untuk mencapai kepastian yang
sempurna tentang berapa banyak uang yang akan diterima. Dengan kata lain, orang
tersebut akan acuh tak acuh antara taruhan dan jaminan $ 40, dan akan lebih
suka apapun lebih dari $ 40 daripada taruhan.
Dalam
kasus individu yang lebih kaya, risiko kehilangan $ 100 akan kurang signifikan,
dan untuk jumlah kecil seperti itu fungsi utilitasnya cenderung hampir linier,
misalnya jika u (0) = 0 dan u (100) = 10 , maka u (40) mungkin 4.0001 dan u
(50) mungkin 5.0001.
Fungsi
utilitas untuk keuntungan yang dirasakan memiliki dua sifat utama: kemiringan
ke atas, dan cekungan. (i) Kemiringan ke atas menyiratkan bahwa orang tersebut
merasa bahwa lebih banyak lebih baik: jumlah yang lebih besar menerima
menghasilkan utilitas yang lebih besar, dan untuk taruhan berisiko orang akan
lebih memilih taruhan yang urutan pertama dominan secara stokastik daripada
taruhan alternatif (yaitu, jika massa probabilitas dari taruhan kedua didorong
ke kanan untuk membentuk taruhan pertama, maka taruhan pertama lebih disukai).
(ii) Konkavitas fungsi utilitas menyiratkan bahwa orang tersebut menolak
risiko: jumlah yang pasti akan selalu lebih disukai daripada taruhan berisiko
yang memiliki nilai yang diharapkan sama; Selain itu, untuk taruhan berisiko,
orang tersebut akan memilih taruhan yang merupakan kontraksi rata-rata dari
taruhan alternatif (yaitu, jika sebagian massa probabilitas taruhan pertama
tersebar tanpa mengubah mean untuk membentuk taruhan kedua, maka taruhan
pertama lebih disukai).
Risk Prefence
Preferensi
risiko adalah suatu keadaan dimana para pekerja memilih untuk mengambil risiko
atau lebih memilih untuk risiko yang lebih kecil. Risiko dapat diartikan
sebagai peluang terjadinya kerugian. Secara luas resiko berarti kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.
Keterkaitan senjangan anggaran pendapatan dengan preferensi risiko terjadi
karena para pekerja dalam membuat keputusan cenderung bertindak hatihati,
karena kinerja mereka nanti akan diukur dari prosentase akan pencapaian target
yang ditetapkan. Bila mereka menganggarkan pendapatan secara tepat, mereka
memiliki rasio ketidakpastian akan tidak tercapainya target sehingga akan
memperburuk kinerja mereka dimata pimpinan, sehingga mereka cenderung
menurunkan target anggaran pendapatan untuk menghindari risiko.
4.
Rencana Risk Management
Risk
management plan adalah komponen dari project management plan yang menjelaskan
bagaimana aktivitas manajemen risiko di atur dan dilaksanakan. Risk management
plan adalah sebuah dokumen yang dibuat oleh project manager untuk meramalkan
risiko, melakukan estimasi dari dampak risiko, dan mendefinisikan respon yang akan
dilakukan untuk menangani risiko tersebut. Risk management plan didalamnya
terdiri dari:
Metodologi :
Mendefinisikan pendekatan, alat, dan sumber data yang akan digunakan untuk
melakukan risk management dalam projek
Peran dan
Tanggung Jawab : Mendefinisikan pemimpin, support dan tim manajemen risiko
untuk tiap aktivitas yang ada dalam risk management plan dan menspesifikan
tanggung jawabnya.
Budgeting
(Perencanaan Biaya) : Melakukan estimasi biaya yang dibutuhkan dalam melakukan
manajamen risiko.
Timing
(Perencanaan Waktu) : Mendefinisikan kapan dan seberapa sering proses manajemen
risiko akan dilakukan selama project life cycle berlangsung
Kategori Risiko
: Mengkategorikan penyebab kemungkinan munculnya risiko. Pada poin inilah
pendekatan Risk Breakdown Structure (RBS) diterapkan. RBS dapat membantu untuk
mengidentifikasi risiko yang mungkin muncul dari berbagai resource yang ada.
Definisi
Probabilitas Risiko dan Dampaknya : Mendefinisikan besaran pasti dari
probabilitas terjadinya risiko dan dampak yang diakibatkannya dalam sebuah
projek. Contohnya sebuah risiko dapat dikatakan memiliki dampak yang besar jika
menyebabkan sebuah projek lebih dari 40 persen biayanya meningkat dari yang
telah direncanakan atau output dari project tidak dapat digunakan.
Probability and
Impact Matrix : Matriks ini adalah grid untuk pemetaan probabilitas dari tiap
terjadinya sebuah risiko dan dampaknya jika memang risiko tersebut terjadi.
Risiko akan diprioritaskan berdasarkan besar kecilnya dampak yang disebabkan.
Revised Stakeholder
Tolerance : Toleransi dari stakeholder terhadap risiko yang bisa saja berubah
juga harus tertuliskan dalam risk management plan.
Format Laporan
: Format laporan akan mendefinisikan bagaimana hasil dari proses manajemen
risiko akan didokumentasikan, dianalisa, dan dikomunikasikan. Bagian ini
menjelaskan isi dan format dari risk register maupun risk report lainnya.
Tracking :
Berisi bagaimana risk activities akan disimpan untuk kepentingan dari projek
dan bagaimana proses manajemen risiko akan di audit.
5.
Rencana Contingency dan Fallback
Contigency Plan
Contingency
Planning adalah sebuah rencana untuk membuat suatu panduan dan dokumentasi atas
suatu kejadian yang tidak terduga, dan sebagai dokumentasi dasar terhadap
tanggap darurat dalam upaya pemulihan perencanaan. Tujuan utama dari
contingency planning adalah untuk mengembalikan proses bisnis secara normal
dengan biaya operasional yang minimal dari kejadian yang tidak terduga,
sehingga biaya operasional tidak membengkak secara signifikan, dan yang
bertanggung jawab atas proses ini adalah manajer proses bisnis dan eksekutif.
Contingency planning itu berlangsung terus menerus dan dana yang dianggarkan
untuk contingency planning digunakan untuk menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk:
Melatih
karyawan
Mengembangkan
dan merevisi kebijakan dan standar dalam perubahan departemen
Latihan
strategi, prosedur, tim dan sumber daya persyaratan
Laporan
perencanaan secara kontinu kepada manajemen senior
Proses
penelitian dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pemulihan dan kembalinya
Melakukan
kegiatan pemeliharaan
Fallback Plan
Untuk
resiko yang memiliki pengaruh besar, sebaiknya dibuat sebuah fallback plan yang
siap diimplementasikan jika perencanaan respons gagal dan resiko terjadi.
Fallback plan dianalogikan sebagai recovery plan atau business continuity plan.
Fallback plan harus seluruhnya didefinisikan, direncanakan, dihitung biayanya,
dan dipersiapkan sumber dayanya. Tujuan dari fallback plan ini adalah untuk
meminimalisir dampak resiko pada area-area proyek yang mungkin akan terkena
pengaruhnya. Selain itu, fallback plan juga digunakan sebagai kontrol dalam
pemulihan dari resiko.
6. Sumber
resiko pada proyek TI
Sumber Risiko
Sumber
risiko bisa dari banyak hal dan harus diketahui serta diidentifikasi sebagai
dasar penanganan risiko. Menurut Godfrey ada beberapa sumber risiko yang harus
diperhatikan, yaitu:
Politik
(Political), yaitu risiko yang berasal dari kebijakan politik. Contoh;
kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, dan
lain-lain.
Lingkungan
(Environmental), yaitu risiko yang berasal dari lingkungan sekitar. Contoh;
pencemaran, perizinan, opini publik, kebijakan internal/ perusahaan, dampak
lingkungan hidup, dan lain-lain.
Perencanaan
(Planning), yaitu risiko yang berasal dari proses perencanaan bisnis. Contoh;
persyaratan perizinan, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini
publik.
Pemasaran
(Marketing), yaitu risiko yang bersumber dari proses pemasaran. Contoh;
permintaan (perkiraan), persaingan, kepuasan pelanggan, tren, dan lain-lain.
Ekonomi (Economic),
yaitu risiko yang bersumber dari kebijakan ekonomi. Contoh; kebijakan keuangan,
perpajakan, inflasi, suku bunga, kurs mata uang.
Keuangan
(financial), yaitu risiko yang bersumber dari keuangan perusahaan. Contoh;
Kebangkrutan, keuntungan, asuransi.
Alami
(natural), yaitu risiko yang bersumber dari alam. Contoh; kondisi tanah, cuaca,
gempa, temuan situs arkeologi.
Proyek
(Project), yaitu risiko yang berasal dari kegiatan proyek. Contoh; strategi
pengadaan, persyaratan unjuk kerja, standar, kepemimpinan, rencana kerja, dan
lain-lain.
Teknis
(Technic), yaitu risiko dari hal-hal teknis. Contoh; kelengkapan desain,
efisiensi operasional, keandalan.
Manusia
(Human), yaitu risiko yang sumbernya dari manusia. Contoh; kesalahan melakukan
prosedur, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, budaya, dan lain-lain.
Kriminal
(Criminal), yaitu risiko karena adanya potensi tindak kriminal. Contoh;
perusakan, pencurian, penipuan, korupsi.
Keselamatan
(Safety), yaitu risiko yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Contoh; zat
berbahaya, tabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan
7. Kategori
resiko dan identifikasi resiko
Identifikasi
Resiko
Untuk
bisa mengelola risiko, seorang manajer harus melakukan identifikasi terhadap
kemungkinan risiko-risiko yang akan dialami perusahaan. Tidak semua bidang
bisnis memiliki jenis risiko yang sama sehingga dalam upaya identifikasi risiko
perlu disesuaikan terhadap maksud dan tujuan bisnis tersebut didirikan.
Identifikasi paling dasar bisa dilakukan dengan mengontrol kelancaran arus kas,
pasokan bahan baku, integritas SDM hingga kemungkinan adanya bencana alam.
Kategori resiko
Jenis risiko:
Teknologi, keuangan/ekonomi, sumber daya manusia (kapasitas, hak intelektual),
kesehatan, politik, hukum, keamanan, dan lain-lain.
Sumber risiko:
Eksternal (politik, ekonomi, bencana alam); dan internal (reputasi, keamanan,
manajemen, informasi untuk pengambilan keputusan).
Penerima risiko
atau pihak yang terkena dampak risiko: Orang, reputasi, hasil program,
material, bangunan, dan lain-lain.
Tingkat
kemungkinan dan dampak terjadinya risiko (level risiko): Sangat tinggi, tinggi,
sedang, dan rendah.
Level kemampuan
mengendalikan risiko: Tinggi (terkendali, misalnya operasional sehari-hari),
sedang (kurang terkendali, misalnya reputasi), rendah (tidak dapat
dikendalikan, misalnya gempa bumi)
Hierarki
risiko: Strategik, program, proyek, dan operasional
8.
Analisis resiko Kuantitatif dan contohnya
Perform
Quantitative Risk Analysis merupakan proses numerik untuk menganalisis pengaruh
risiko yang teridentifikasi pada tujuan proyek secara keseluruhan. Untuk
melakukan proses ini diperlukan masukan. Masukan tersebut termasuk rencana
manajemen risiko, daftar risiko, faktor lingkungan perusahaan, rencana
manajemen biaya, dan aset organisasi yang digunakan untuk menghasilkan
pembaruan dokumen proyek.
Umumnya,
proses manajemen proyek ini digunakan pada risiko yang telah diidentifikasi dan
diprioritaskan oleh proses Perform Qualitative Risk Analysis yang secara
substansial berdampak pada tuntutan permintaan pada proyek. Dengan demikian,
proses ini digunakan untuk menganalisis pengaruh risiko pada tujuan proyek.
Selain itu, digunakan untuk mengevaluasi efek agregat dari risiko yang
mempengaruhi proyek dan memberikan peringkat prioritas numerik untuk risiko
individu. Namun, proses ini mungkin tidak dapat dilaksanakan karena kurangnya
data yang tidak mencukupi. 9. Decision Trees, Expeted Monetary Value (
EMV ) dan contohnya
Decision Tree
Decision
tree adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer, karena mudah
untuk diinterpretasi oleh manusia. Decision tree adalah model prediksi
menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari pohon
keputusan adalah mengubah data menjadi decision tree dan aturan-aturan
keputusan. Manfaat utama dari penggunaan decision tree adalah kemampuannya
untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simple,
sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari
permasalahan. Nama lain dari decision tree adalah CART (Classification and
Regression Tree). Dimana metode ini merupakan gabungan dari dua jenis pohon,
yaitu classification tree dan juga regression tree.
Decision
tree juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi
antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target. Decision
tree memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus
sebagai langkah awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai
model akhir dari beberapa teknik lain. Dalam beberapa aplikasi, akurasi dari
sebuah klasifikasi atau prediksi adalah satu-satunya hal yang ditonjolkan dalam
metode ini, misalnya sebuah perusahaan direct mail membuat sebuah model yang
akurat untuk memprediksi anggota mana yang berpotensi untuk merespon
permintaan, tanpa memperhatikan bagaimana atau mengapa model tersebut bekerja.
Expeted
Monetary Value ( EMV )
Expected
Monetary Value (EMV) merupakan teknik statistik dalam manajemen risiko yang
digunakan untuk mengukur risiko, yang membantu manajer proyek untuk menghitung
cadangan kontingensi dan juga bertujuan untuk menentukan nilai moneter yang
diharapkan dari risiko atau keputusan.
Menurut
edisi PMBOK Guide 5th: “Expected Monetary Value adalah konsep statistik yang
menghitung hasil rata-rata ketika masa depan termasuk skenario yang mungkin
atau tidak mungkin terjadi.” Maka, hal ini membantu dalam menghitung jumlah
yang diperlukan untuk mengelola semua risiko teridentifikasi dan dalam memilih
pilihan yang melibatkan lebih sedikit uang untuk mengelola risiko. Untuk
melakukan perhitungan, maka harus memiliki probabilitas dan dampak yang harus
terjadi.
Dimana rumus
yang digunakan adalah
Expected
Monetary Value (EMV) = Probability * Impact
Jika
memiliki banyak risiko maka akan menghitung EMV dari risiko tersebut secara
terpisah dan menambahlan semuanya. Perlu diperhatikan bahwa akan menghitung EMV
semua risiko, terlepas dari apakah risiko tersebut positif atau risiko negatif.
EMV peluang umumnya dinyatakan sebagai nilai positif sedangkan ancaman
dinyatakan sebagai nilai negatif. Ini juga membutuhkan asumsi netral risiko
dengan yang tidak mau mengambil risiko atau menacari risiko. Penggunaan umum
dari analisis jenis ini adalah Decision Tree Analysis.
10.
Simulasi dan contohnya
Simulasi
adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan
sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum
menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau
sistem.
Simulasi
sering kali digunakan dalam kehidupan karena peranan simulasi dalam kehidupan
cukup banyak. Contoh-contoh penerapan (aplikasi) simulasi adalah sebagai
berikut :
-Simulasi
terbang
-Simulasi
sistem ekonomi makro
-Simulasi
sistem perbankan
-Simulasi
antrian layanan bank
-Simulasi game
strategi pemasaran
-Simulasi
perang
-Simulasi mobil
-Simulasi tata
kota
Berikut
salah satu contoh simulasi secara detail yaitu simulasi dari sistem antrian
tunggal yang mungkin tidak dapat ditangani secara analitis (mis, karena trafik,
waktu pelayanan dan/atau waktu pelayanan). Dalam contoh ini yang berperan
sebagai state sistem adalah jumlah dalam sistem, N(t). sedangkan ukuran
performansinya adalah waktu rata-rata pelanggan dalam sistem dan jumlah
rata-rata pelanggan dalam sistem. Events yang terjadi diantaranya seperti
kedatangan dan kepergian (penyelesaian pelayanan).
Dalam
aplikasinya, model simulasi mudah beradaptasi dan mudah digunakan untuk
berbagai masalah. Model simulasi juga dapat dipadukan dengan model numerik
untuk menganalisa sistem yang lebih kompleks jika didukung dengan data yang
berhubungan langsung dengan angka acak, dengan tipe data probabilistik.
Untuk
mengaplikasikan simulasi, sebelumnya kita harus tahu tahapan-tahapan yang harus
dilakukan dalam membuat simulasi. Tahapan simulasi ada enam yaitu :
-Memahami
sistem yang akan disimulasikan.
-Mengembangkan
model matematika dari sistem.
-Mengembangkan
model matematika untuk simulasi.
-Membuat prgram
(software) komputer.
-Menguji,
memverifikasi, dan memvalidasi output komputer.
-Mengeksekusi
program simulasi untuk tujuan tertentu.
11.
Rencana Risk Response
Plan Risk
Responses merupakan proses perencanaan yang melibatkan pemilihan pendekatan
respons yang digunakan untuk mengatasi setiap risiko yang teridentifikasi,
kemudian menciptakan rencana untuk risiko tersebut. Hal tersebut dapat
dikatakan juga sebagai proses penentuan cara untuk mengurangi atau
menghilangkan ancaman terhadap proyek. Sehingga, manajer proyek harus bekerja
untuk menghilangkan ancaman sebelum terjadi dan bertanggung jawab untuk
mengurangi kemungkinan dan dampak dari ancamannya. Untuk ancaman yang tidak
dapat dikurangi, manajer proyek perlu memiliki rencana kontingensi yang kuat
dan juga rencana respons jika kontingensi tidak bekerja. Rencana respons yang
sesuai mungkin mencakup berbagai langkah penghematan biaya yang ditujukan untuk
menjaga ekonomi tetap baik.
Rencana
pengelolaan risiko yang tepat, tidak perlu memasukkan rencana respons untuk
semua risiko di dalam daftar risiko. Namun, untuk risiko yang cukup besar
rencana respons perlu dikembangkan lagi. Ada empat cara untuk menghadapi risiko
Avoid
Menghilangkan ancaman atau melindungi proyek dari dampak yang mungkin terjadi.
Berikut adalah daftar tindakan umum yang bisa menghilangkan risiko. Mengubah
lingkup proyek. Memperluas jadwal untuk menghilangkan risiko penyelesaian
proyek secara tepat waktu. Mengubah tujuan proyek. Memperjelas persyaratan
untuk menghilangkan ambiguitas dan kesalahpahaman. Membutuhkan keahlian untuk
menghilangkan risiko teknis.
Transfer Hal
ini melibatkan pengalihan dampak risiko kepada pihak ketiga, dapat menggunakan
metode langsung atau tidak langsung. Metode langsung melalui penggunaan jaminan
asuransi, garansi, atau kinerja. Sedangkan metode tidak langsung seperti
kontrak harga satuan bukan lump sum, pendapat hukum, dan sebagainya.
Mitigation
Mengurangi kemungkinan atau dampak dari risiko. Hal ini tidak selalu sering
kali datang.
Accept Semua
proyek selalu mengandung risiko, sehingga jika muncul risiko harus diterima.
Menerima risiko adalah strategi seperti yang lain, dan harus didokumentasikan
dan dikomunikasikan seperti strategi lainnya. Penerimaan risiko bisa bersifat
pasif, dimana konsekuensinya ditangani setelah terjadi risiko, atau aktif,
dimana kontinjensi (waktu, anggaran, dll).
Manfaat utama
dari proses Plan Risk Response yaitu dapat mengatasi risiko berdasarkan
prioritasnya, dan memasukkan sumber daya serta aktivitas sesuai kebutuhan
anggaran, susunan acara, dan rencana pengelolaan proyek.
12. Monitoring
Resiko dan pengawasan
Monitoring
adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan
secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses
monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
13.
Pengawasan Risk Reponse
Manajemen
resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak
milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya
kerugian karena adanya suatu risiko.
proses
pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko
yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan suatu
pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian
resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko adalah (
risk ) atau risiko memiliki berbagai definisi. risiko dikaitan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
14.
penggunaan software dalam membantu projeck risk management
Register
resiko dapat dibuat dalam sebuah file Word atau Excel sederhana atau sebagai
bagian dari database. anajemen resiko yang lebih canggih perangkat
lunak,seperti alat simulasi Monte Carlo.
XII. Project
Procurement Management ( Manajemen Pengadaan )
1.
Pengertian dan pentingnya project Procurement Management
Sampai
saat ini, pengadaan ini merupakan komponen, perlu, tetapi jarang dirayakan
perusahaan multinasional. Tapi zaman telah berubah: ini hari, pengadaan
organisasi dalam perusahaan memainkan peran penting dalam keberhasilan
perusahaan global dengan cara yang kuno manajer pembelian tak pernah
membayangkan. Dalam laporan podcast khusus, fakultas Wharton dan ahli pengadaan
di The Boston Consulting Group membahas mengapa fungsi pengadaan telah
meningkat menjadi menonjol seperti dalam lingkungan global yang sangat
kompetitif, dan bagaimana, sebagai pasokan komoditas kritis dan memperketat
kenaikan harga, perusahaan dapat menyusun strategi untuk mengurangi ini dan
risiko lainnya. Proses Project Procurement Management. Ini Manajemen Pengadaan
proses akan membantu Anda untuk membeli barang dan jasa dari pemasok
eksternal.Ini memberi Anda proses pengadaan lengkap danprosedur pengadaan, yang
menjelaskan langkah-demi-langkah, bagaimana untuk membeli dari pemasok.Anda
akan belajar bagaimana untuk mengeluarkan Purchase Order, menerima dan
menyetujui pengiriman, mendukung pembayaran pemasok dan mengelola pemasok
terhadap kontrak mereka. Proses pengadaan juga akan membantu Anda untuk: ·
Identifikasi barang dan jasa untuk mendapatkan · Lengkapi Pembelian Pesanan dan
masalah kepada pemasok · Menyepakati kerangka waktu pengiriman dan metode ·
Menerima barang dan jasa dari pemasok · Review dan menerima barang-barang
dibeli · Menyetujui pembayaran pemasok Proses Manajemen Pengadaan ini akan
memungkinkan Anda untuk: · Identifikasi tonggak kontrak pemasok · Tinjauan
kinerja pemasok terhadap kontrak · Mengidentifikasi dan memecahkan masalah
kinerja pemasok · Komunikasikan status untuk manajemen Pengadaan barang dan
jasa dari pemasok eksternal dapat menjadi jalan penting untuk banyak proyek.
Seringkali, kinerja pemasok akan merefleksikan kinerja tim proyek secara
keseluruhan. Ini karena itu penting bahwa Anda mengelola kinerja pemasok Anda
dengan hati-hati, untuk memastikan bahwa mereka menghasilkan kiriman yang
memenuhi harapan Anda. Proses Manajemen Pengadaan ini akan membantu Anda
melakukan ini untuk mendapatkan hasil maksimal dari hubungan eksternal Anda
pemasok. Rencana Procurement, alat dan teknik. Ada berbagai macam alat
perencanaan strategis yang tersedia - dalam pendekatan dasarnya mental dan
prosedur untuk menerapkan untuk mengembangkan rencana strategis yang
efektif.Kami sudah menjelaskan beberapa istilah dalam dan bagian definisi dari
perencanaan ini pengetahuan strategis, sehingga beberapa dari mereka akan
menjadi duplcated sini. Perlu diketahui bahwa banyak alat-alat perencanaan
strategis tumpang tindih, jadi jika Anda sedang mengatur proses perencanaan strategis
Anda, jangan merasa Anda perlu menggunakan semua dari mereka, atau bahkan
banyak dari mereka. Gunakan alat perencanaan strategis yang tampaknya masuk
akal bagi Anda, DAN, alat yang Anda merasa Anda benar-benar mengerti.
2.
Penggunaan Outsource
Outsourcing bisa diartikan sebagai penggunaan tenaga kerja dari pihak ketiga
untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Saat merekrut pekerja outsource,
perusahaan bisa bekerja sama dengan perusahaan outsource. Perusahaan outsource
sendiri merupakan perusahaan yang menyediakan jasa dan menyalurkan tenaga kerja
dengan keahlian tertentu ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
Definisi
dan aturan pekerjaan outsourcing sebenarnya tidak disebutkan secara spesifik
dalam UU Ketenagakerjaan. Namun, pasal 64 menyebutkan bahwa “Perusahaan dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat
secara tertulis.” Perekrutan karyawan outsourcing dilakukan oleh perusahaan
outsource. Karyawan outsourcing bekerja melalui sistem kontrak yang dibagi
menjadi 2 menurut undang-undang, yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).
3. Proses
Project Procurement Management
Tujuh proses
utama dari project procurement management :
Planning
purchases
Planning
acquisition
Planning
contracting
Requesting
seller responses
Selecting
sellers
Administering
the contract
Closing the
contract
Tiga siklus
dalam pengadaan proyek :
Input (dokumen,
rencana, desain, dll)
Alat dan Teknik
(mekanisme diterapkan untuk input)
Keluaran
(dokumen, produk, dll)
Empat kelompok
proses :
Memulai :
Perencanaan, Pendanaan, Persiapan
Pelaksana :
Perangkaian, Penyempurnaan
Pemantauan dan
Pengendalian: Koordinasi, Komunikasi
Penutupan:
Evaluasi
4. Rencana
Procurement, alat dan teknik
Rencana
Manajemen Pengadaan
Informasi yang
terkandung di dalamnya :
Tuntunan tipe
kontrak yang akan digunakan dalam berbagai situasi.
Template yang
akan digunakan untuk dokumen-dokumen manajeman pengadaan (mis RFP, SOW, dsb).
Tuntunan untuk
membuat struktur WBS bagi supplier.
Peran dan
Tanggung jawab setiap anggota tim proyek.
Tuntunan untuk
menggunakan estimasi independen yang akan digunakan pada saat mengevaluasi
penjual/distributor.
Saran dalam
mengelola multiple providers.
Proses untuk
koordinasi keputusan pengadaan.
Hambatan dan
asumsi berkaitan dengan pembelanjaan dan perolehan.
Waktu terawal
untuk belanja.
Strategi
menghambat resiko dalam pembelanjaan.
Tuntunan untuk
mengidentifikasi prequalified supplier.
Parameter
pengadaan untuk menilai penjual dan pengelolaan kontrak.
Alat dan Teknik
Dalam Perencanaan Belanja dan Pengadaan
Make or Buy
Analysis Adalah teknik untuk menentukan apakah produk atau servis tertentu
dibuat atau dilakukan dalam organisasi atau dibeli saja dari pihak
ketiga. Seringkali melibatkan analisis keuangan Tools lainnya : expert
judgement,tipe kontrak ,dsb.
Expert
Judgement
Types of
Contract Dalam teknik ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain : Fixed Price ( Lump-sum) contracts, Cost-reimbursable contracts
(CPIF,CPFF,CPCC), Time and material contracts.
Procurement
Management Plan
Contract
Statement of Work ( SOW ) Adalah deskripsi pekerjaan yang dibutuhkan dalam
proses pengadaan SOW yang baik memberikan kesempatan bagi penawar untuk
memahami dengan baik apa harapan dari pembeli (pelaku proyek), shg
penawar dapat menilai apakah dirinya mampu memenuhi kebutuhan pembeli/tidak
5. Contoh
dan solusi membuat atau membeli
Manajer
seringkali dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat atau membeli
komponen yang digunakan dalam produksi. Sesungguhnya, manajemen secara periodik
harus mengevaluasi keputusan masa lalu yang berkaitan dengan produksi.
Kondisi-kondisi yang menjadi dasar pembuatan keputusan sebelumnya mungkin telah
berubah dan, akibatnya, pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan. Tentu saja,
evaluasi periodik bukanlah satu-satunya sumber dari keputusan
membuat-atau-membeli (make-or-buy decisions) ini. Seringkali, keputusan
dimotivasi oleh masalah yang tidak berhubungan langsung.
Untuk mengilustrasikan secara lebih rinci analisis biaya dari
masalah membuat atau-membeli, anggaplah bahwa PT Swa memproduksi komponen
elektronik yang digunakan pada salah satu printernya. Dalam setahun, Swa akan
mengganti produksi untuk printer jenis lain dan komponen elektronik tersebut
tidak akan digunakan. Namun, untuk tahun yang akan datang, Swa harus
memproduksi 10.000 komponen untuk mendukung kebutuhan produksi printer lama.Swa
telah dihubungi oleh pemasok potensial komponen tersebut, yang akan membuat
komponen untuk Swa dengan harga 4,75 per unit. Tawaran tersebut sangat menarik
karena biaya manufaktur penuh per unit adalah 8,20. Apakah Swa akan memproduksi
atau membeli komponen tersebut?
Masalah dan alternatif yang layak telah dapat diidentifikasi.
Karena jangkauan keputusan hanya satu periode, maka tidak diperlukan perhatian
terhadap biaya pemulihan secara periodik. Kalkulasi biaya relevan secara khusus
dapat berguna untuk analisis jangka pendek. Kita hanya perlu mengidentifikasi
biaya relevan, menjumlahkannya, dan menetapkan pilihan (dengan asumsi tidak ada
masalah kualitatif). Pertama, perhatikan biaya yang berkaitan dengan produksi
10.000 komponen. Biaya absorpsi penuh dihitung sebagai berikut:
Total Biaya
Biaya Perunit
Sewa
peralatan 12.000,00
1,20
Penyusutan
peralatan 2.000,00
0,20
Bahan
langsung 10.000,00
1,00
Tenaga kerja
langsung 20.000,00
2,00
Overhead
variabel 8.000,00
0,80
Overhead tetap
umum 30.000,00 3,00
Total
82.000,00
8,20
Sebagian besar peralatan disewa. Namun, satu mesin tertentu harus
dibuat secara khusus dan dibeli. Peralatan yang disewa dapat dikembalikan kapan
saja tanpa denda; perusahaan hanya dikenakan sewa selama peralatan dipegang
oleh perusahaan. Mesin khusus tidak akan disusutkan secara penuh pada akhir
tahun; namun, perusahaan berencana membuangnya karena mesin tersebut tidak
dapat dijual. Perusahaan baru-baru ini membeli bahan yang cukup untuk
memproduksi 5.000 komponen. Tidak ada penggunaan alternatif untuk bahan
tersebut. Overhead variabel dibebankan ke komponen elektronik sebesar 0,40 per
dolar tenaga kerja langsung. Overhead tetap umum untuk pabrik adalah 1 juta,
yang dibebankan ke produk berdasarkan luas ruang yang digunakan oleh setiap
produk. Fasilitas manufaktur untuk komponen menempati 6.000 dari 200.000 kaki
per segi. Dengan demikian, 30.000 dari overhead tetap umum dialokasikan untuk
komponen elektronik (0,03 x 1.000.000).
Dari pos biaya tersebut, penyusutan dapat dieliminasi; pos itu
merupakan biaya tertanam. Karena bahan langsung yang telah dibeli tidak
memiliki penggunaan alternatif, maka setengah dari total biaya bahan langsung
juga merupakan biaya tertanam. Overhead umum juga bukan merupakan biaya
relevan. Jumlah 30.000 merupakan suatu alokasi biaya tetap umum yang akan terus
dikeluarkan meskipun komponen dibeli secara internal. Semua biaya lainnya
adalah relevan. Biaya sewa peralatan adalah relevan karena biaya tersebut tidak
akan diperlukan apabila komponen dibeli secara internal. Dernikian juga, tenaga
kerja langsung, bahan langsung untuk 5.000 unit yang tersisa, dan overhead
variabel semuanya adalah relevan; biaya-biaya tersebut tidak akan terjadi
apabila komponen dibeli secara eksternal.
Sekarang mari kita memfokuskan pada pembelian komponen. Tentu
saja, biaya pembelian merupakan biaya relevan. Apabila komponen diproduksi
sendiri, maka biaya ini tidak akan terjadi. Apakah ada biaya lainnya yang
terkait dengan pembelian eksternal? Pemeriksaan kembali atas dokumen penerimaan
akan memberi informasi bahwa kru penerimaan dan perneriksaan berada dalam
kapasitas penuh. Pembelian tambahan ini akan membutuhkan tambahan tenaga kerja
paruh waktu selama tahun berjalan dengan biaya 8.500. Departernen pembelian
memiliki kapasitas berlebih yang cukup untuk menangani pembelian komponen,
sehingga tidak ada biaya tambahan yang akan terjadi. Total biaya relevan untuk
masing-masing altematif adalah sebagai berikut:
Memproduksi Membeli
Jumlah Diferensial
bila
memproduksi
Sewa
peralatan 12.000,00
12.000,00
Bahan
langsung 5.000,00
5.000,00
Tenaga kerja
langsung 20.000,00
20.000,00
Overhead
variabel 8.000,00
8.000,00
Biaya pembelian
47.500,00
(47.500,00)
Tenaga kerja
paruh waktu 8.500,00 (8.500,00)
Total Biaya
Relevan 45.000,00 56.000,00 (11.000)
Analisis menunjukkan bahwa memproduksi sendiri produk adalah
11.000 lebih murah daripada membelinya. Jadi, tawaran dari pemasok harus
ditolak.
Analisis serupa dapat dilakukan atas dasar biaya-unit. Segera
setelah biaya relevan diidentifikasi, biaya unit relevan dapat dibandingkan.
Untuk contoh ini, biayanya adalah 4,50 (45.000/10.000) untuk alternatif
memproduksi sendiri dan 5,60 = (56.000/10.000) untuk alternatif membeli.
6. Jenis
- Jenis kontrak dan resikonya
A. Jenis
Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri dari:
1) Lumsum
Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan, dan
produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum
digunakan misalnya:
pelaksanaan
pekerjaan kontruksi sederhana;
pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi (design and build);
pengadaan
peralatan kantor;
pengadaan
benih;
pengadaan jasa
boga;
sewa gedung;
atau
pembuatan video
grafis.
Pembayaran
dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap, senilai dengan harga yang
dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus
berdasarkan hasil/keluaran atau pembayaran secara bertahap pekerjaan
berdasarkan tahapan atau bagian keluaran yang dilaksanakan.
2) Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan digunakan dalam hal ruang lingkup, kuantitas/volume tidak
dapat ditetapkan secara tepat yang disebabkan oleh sifat/karakteristik,
kesulitan dan resiko pekerjaan. Dalam Kontrak Harga Satuan pembayaran dilakukan
berdasarkan harga satuan yang tetap untuk masing-masing volume pekerjaan dan
total pembayaran (final price) tergantung kepada total kuantitas/volume dari
hasil pekerjaan. Pembayaran dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan
yang dituangkan dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh monthly
certificate). Kontrak Harga Satuan digunakan misalnya untuk kegiatan
pembangunan gedung atau infrastruktur, pengadaan jasa boga pasien di rumah
sakit.
3) Gabungan
Lumsum dan Harga Satuan Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan
dalam hal terdapat bagian pekerjaan yang dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak
Lumsum dan terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan menggunakan Kontrak
Harga Satuan. Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan digunakan misalnya untuk
Pekerjaan Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan pondasi tiang pancang dan
bangunan atas.
4) Terima Jadi
(Turnkey) Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan ketentuan sebagai berikut:
jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
pembayaran
dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai kesepakatan dalam Kontrak.
Penyelesaian
pekerjaan sampai dengan siap dioperasionalkan/difungsikan sesuai kinerja yang
telah ditetapkan. Kontrak Terima Jadi biasa digunakan dalam Pekerjaan
Konstruksi terintegrasi, misalnya Engineering Procurement Construction
(EPC) pembangunan pembangkit tenaga listrik, pabrik, dan lain-lain.
5) Kontrak
Payung Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang akan dilaksanakan
secara berulang dengan spesifikasi yang pasti namun volume dan waktu pesanan
belum dapat ditentukan. Kontrak Payung digunakan misalnya
pengadaan obat tertentu pada rumah sakit, jasa boga, jasa layanan perjalanan
(travel agent), atau pengadaan material.
B. Jenis
Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri dari :
1) Lumsum
Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang lingkup, waktu pelaksanaan pekerjaan,
dan produk/keluaran dapat didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum pada
Pengadaan Jasa Konsultansi digunakan misalnya konsultan manajemen, studi
kelayakan, desain, penelitian/studi, kajian/telaahan, pedoman/petunjuk,
evaluasi, produk hukum, sertifikasi, studi pendahuluan, penilaian/appraisal.
Pekerjaan Pra Studi Kelayakan, Pekerjaan Studi Kelayakan termasuk konsep
desain, Pekerjaan Detail Engineering Design (DED), manajemen proyek, layanan
pengujian dan analisis teknis seperti investigasi kondisi struktur,
investigasi kehancuran struktur, investigasi kegagalan struktur, testing
struktur/bagian struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian
sengketa. Dalam Kontrak Lumsum pembayaran dengan jumlah harga pasti
dan tetap, senilai dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa
memperhatikan rincian biaya. Pembayaran berdasarkan produk/keluaran seperti
laporan kajian, gambar desain atau berdasarkan hasil/tahapan pekerjaan yang
dilaksanakan.
2) Waktu
Penugasan Kontrak Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk
pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan belum bisa
dipastikan. Kontrak Waktu Penugasan dapat digunakan apabila:
Ruang lingkup
dan waktu pelaksanaan pekerjaan belum dapat ditetapkan;
Ruang
lingkup belum dapat didefinisikan dengan jelas dan mungkin berubah
secara substansial;
Nilai akhir
kontrak tergantung dengan lama waktu penugasan;
Pekerjaan yang
ruang lingkupnya kecil dan/atau jangka waktunya pendek dimana kompensasi
cenderung berbasis harga per jam, per hari, per minggu atau per bulan; atau
Pekerjaan yang
tidak umum/spesialis yang membutuhkan keahlian khusus.
Dalam
Kontrak Waktu Penugasan pembayaran terdiri atas biaya personel dan biaya non
personel. Biaya personel dibayarkan berdasarkan remunerasi yang pasti dan
tetap sesuai yang tercantum dalam Kontrak untuk setiap satuan waktu penugasan.
Biaya non personel dapat dibayarkan secara lumsum, harga satuan, dan/atau
penggantian biaya sesuai dengan yang dikeluarkan (at cost).
Nilai akhir kontrak yang akan dibayarkan, tergantung lama/durasi
waktu penugasan. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan periode waktu yang
ditetapkan dalam Kontrak. Kontrak Waktu Penugasan digunakan misalnya untuk pra
studi kelayakan, pekerjaan studi kelayakan termasuk konsep desain, pekerjaan
Detail Engineering Design (DED), manajemen kontrak, manajemen proyek, layanan
pengujian dan analisis teknis seperti investigasi kondisi struktur, investigasi
kehancuran struktur, investigasi kegagalan struktur, testing struktur/bagian
struktur, ahli litigasi/arbitrase layanan penyelesaian sengketa
khususnya untuk proyek bernilai besar, pengawasan, penasihat, pendampingan,
pengembangan sistem/aplikasi yang kompleks, monitoring, atau
survei/pemetaan yang membutuhkan telaahan mendalam.
3)
Kontrak Payung Kontrak Payung pada Jasa Konsultansi digunakan untuk mengikat
Penyedia Jasa Konsultansi dalam periode waktu tertentu untuk menyediakan jasa,
dimana waktunya belum dapat ditentukan. Penyedia Jasa Konsultansi yang diikat
dengan Kontrak Payung adalah Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memenuhi/lulus persyaratan yang ditetapkan. Kontrak Payung digunakan misalnya
untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dalam rangka penasihatan hukum,
penyiapan proyek strategis nasional, dan penyiapan proyek dalam rangka
kerjasama pemerintah dan badan usaha.
C. Kontrak
Tahun Jamak
Kontrak Tahun
Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang membebani
lebih dari satu tahun anggaran dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan. Kontrak Tahun Jamak
dapat berupa:
Untuk
pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti proyek
pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan, dam, waduk, gedung, kapal, pesawat
terbang, pengembangan aplikasi IT, atau pembangunan/rehabilitasi kebun;
Untuk
pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan tetapi
pelaksanaannya melewati lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti: pengadaan
barang/jasa yang pelaksanaannya bergantung pada musim contoh penanaman
benih/bibit, penghijauan, atau pengadaan barang/jasa yang layanannya tidak
boleh terputus, contoh penyediaan makanan dan obat di rumah sakit, penyediaan
makanan untuk panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang; atau
Untuk
pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka waktu
lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan maksimum 3 (tiga) tahun anggaran,
seperti jasa layanan yang tidak boleh terhenti misalnya pelayanan angkutan
perintis darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa kantor, jasa
internet/jasa komunikasi, atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.
7. Kontrak Cost
Reimbursable
Pada
kontrak jenis ini, jumlah pembayaran ke contractor/seller berdasarkan biaya
real yang sudah dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan (cost
reimbursements), ditambah fee yang menggambarkan keuntungan contractor/seller.
Const-reimbursabe contracts juga bisa memasukan klausul mengenai incentive
bilamana contractor/seller melampaui atau tidak mencapai tujuan proyek, yang
berupa biaya, jangka waktu atau kinerja teknis. Kontrak jenis ini memberikan
flesibilitas untuk mengatur kembali contractor/seller (contract), ketika
lingkup kerja tidak terdefinisi dengan jelas pada awal proyek, sehingga
membutuhkan pengaturan kembali, atau ketika risiko yang besar mungkin terjadi.
Pada prakteknya terdapat 3 jenis cost-reimbursable yang biasa digunakan, yaitu
:
(1) Cost Plus
Fixed Fee Contracts (CPFF), dimana besarnya fee sudah ditetapkan pada
awal pekerjaan dan tidak berubah kecuali jika terjadi perubahan lingkup
kerja.
(2) Cost Plus
Incentive Fee Contracts (CPIF), dimana besarnya fee bergantung pada sejauh mana
pencapaian tujuan pekerjaan.
(3) Cost Plus
Award Fee Contracts (CPAF), dimana besarnya fee lebih bergantung pada
kepuasan client/buyer terhadap kinerja contractor/seller (umumnya bersifat
subyektif.
8.
Statement of work (SOW)
Statement of work adalah dokumen yang secara rutin digunakan di bidang
manajemen proyek . Ini disebut sebagai deskripsi naratif tentang persyaratan
kerja proyek. Ini mendefinisikan kegiatan, pengiriman , dan jadwal waktu
spesifik proyek untuk vendor yang menyediakan layanan kepada klien. SOW
biasanya juga mencakup persyaratan dan harga terperinci, dengan syarat dan
ketentuan peraturan dan tata kelola standar. Ini sering merupakan pendampingan
penting untuk perjanjian layanan utama atau permintaan proposal (RFP).
Banyak
format dan gaya pernyataan templat dokumen kerja telah dikhususkan untuk solusi
perangkat keras atau perangkat lunak yang dijelaskan dalam permintaan proposal
. Banyak perusahaan membuat versi SOW mereka sendiri yang terspesialisasi atau
digeneralisasi untuk mengakomodasi permintaan dan proposal tipikal yang mereka
terima. Namun, biasanya diinformasikan oleh tujuan manajemen puncak serta
masukan dari pelanggan dan / atau kelompok pengguna.
Perhatikan
bahwa dalam banyak kasus pernyataan kerja adalah kontrak yang mengikat.
Perjanjian layanan utama atau perjanjian layanan konsultan / pelatihan menunda
komponen kontrak spesifik pekerjaan tertentu yang dibahas dalam laporan kerja
masing-masing. Perjanjian layanan utama berfungsi sebagai kontrak utama yang
mengatur persyaratan lebih dari beberapa SOW potensial. Terkadang mengacu pada
ruang lingkup pekerjaan. Misalnya, jika suatu proyek dilakukan berdasarkan
kontrak, pernyataan lingkup yang dimasukkan sebagai bagian dari itu dapat
digunakan sebagai SOW karena juga menguraikan pekerjaan proyek dalam istilah
yang jelas dan ringkas.
9.
Solicitation dan rencana solicitation
Solicitation
adalah tindakan menawarkan, atau berusaha membeli, barang atau jasa. Status
hukum mungkin spesifik untuk waktu atau tempat di mana itu terjadi. [
klarifikasi diperlukan ] Kejahatan "permintaan untuk melakukan
kejahatan" terjadi ketika seseorang mendorong, "meminta, meminta,
memerintahkan, mengimpor atau mencoba untuk menyebabkan" orang lain untuk
mencoba atau melakukan kejahatan, dengan tujuan dengan demikian memfasilitasi
upaya atau komisi kejahatan itu.
Perencanaan
permohonan adalah proses mempersiapkan untuk meminta penjual untuk menyediakan
produk yang dibutuhkan proyek. Ini adalah bisnis yang sangat mudah, seperti
yang ditunjukkan Gambar 12-4. Ada tiga input untuk perencanaan permohonan:
Rencana
Manajemen Pengadaan Rencana anak perusahaan ini menetapkan metodologi dan
harapan pengadaan dalam organisasi yang berkinerja.
Pernyataan
Kerja SOW memberikan informasi terperinci tentang apa yang akan diberikan
penjual untuk organisasi yang berkinerja. Ingat bahwa dokumen ini memungkinkan
penjual untuk menentukan apakah dapat menyediakan produk dan memenuhi
persyaratan tim proyek.
Keluaran
perencanaan lainnya Rincian lain dalam rencana proyek, seperti jadwal,
perkiraan, kendala, dan asumsi, dirujuk karena nilai-nilainya mungkin memiliki
pengaruh langsung pada proses permohonan.
Mengatur Bahan
Permohonan
Perencanaan
permohonan bergantung pada output perencanaan pengadaan. Rencana Manajemen
Pengadaan akan memandu proses sebagaimana tim proyek telah rencanakan, seperti
yang dilakukan oleh organisasi yang melaksanakan, atau di bawah bimbingan
kantor pengadaan di dalam organisasi yang melaksanakan.
Ada dua alat
utama yang digunakan untuk perencanaan permohonan:
Formulir
standar Di dalam organisasi pelaksana, mungkin ada banyak formulir standar yang
berbeda untuk kontrak, uraian barang pengadaan, dokumen penawaran, dan dokumen
terkait pengadaan lainnya.
Penilaian ahli
Penilaian ahli mungkin diperlukan untuk meninjau dan membantu manajer proyek
memilih sumber terbaik untuk produk yang dibeli.
10.
Outline untuk sebuah Request For Proposal (RFP)
Permintaan
proposal (RFP) adalah dokumen bisnis yang mengumumkan dan memberikan rincian
tentang suatu proyek, serta meminta penawaran dari kontraktor yang akan
membantu menyelesaikan proyek. Sebagian besar organisasi lebih suka menggunakan
RFP, dan, dalam banyak kasus, pemerintah hanya menggunakan permintaan untuk
proposal. Permintaan proposal untuk program tertentu mungkin mengharuskan
perusahaan untuk meninjau tawaran untuk memeriksa kelayakannya, kesehatan
perusahaan yang mengajukan penawaran, dan kemampuan penawar untuk melakukan apa
yang diusulkan.
RFP
menguraikan proses penawaran dan ketentuan kontrak, dan memberikan panduan
tentang bagaimana tawaran harus diformat dan disajikan. Mereka umumnya dicadangkan
untuk proyek yang kompleks. Permintaan ini menentukan sifat proyek dan kriteria
evaluasi yang mengungkapkan bagaimana proposal dinilai. Permintaan dapat
mencakup pernyataan kerja, yang menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh
penawar yang menang dan jadwal waktu untuk menyediakan pekerjaan yang telah
selesai. Mereka juga memasukkan informasi tentang organisasi penerbit dan lini
bisnisnya. RFP juga memandu peserta lelang tentang cara menyiapkan proposal.
Mereka dapat menguraikan instruksi tentang informasi apa yang harus disertakan
oleh penawar dan format yang diinginkan.
Sebagian
besar RFP diajukan oleh lembaga pemerintah dan pihak lain yang terlibat dalam
sektor publik. Mereka umumnya diminta untuk membuka persaingan di antara
perusahaan swasta untuk membuat proses ini adil. Untuk menjaga biaya tetap
rendah, agen-agen ini ingin memastikan mereka mendapatkan penawaran terendah
dan paling kompetitif.
Alasan
organisasi mengeluarkan RFP adalah untuk mendapatkan beberapa tawaran.
Organisasi yang mencari dapat mengambil manfaat dari berbagai penawar dan
perspektif. Misalnya, bisnis yang ingin mengubah proses pelaporannya dari
sistem berbasis kertas ke sistem berbasis komputer dapat mengajukan permintaan
proposal untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan pengguna untuk
membangun dan mengintegrasikan sistem baru ke dalam bisnis.
Instansi
pemerintah atau entitas lain mungkin diharuskan mengeluarkan permintaan
proposal untuk memberikan kompetisi penuh dan terbuka untuk menekan biaya
solusi. Menerima proposal yang paling responsif terhadap spesifikasi tidak
selalu berarti penawaran dengan harga terendah.
Membuat
permintaan proposal dengan terampil dapat menentukan keberhasilan atau
kegagalan solusi yang dihasilkan. Jika persyaratan yang ditentukan terlalu
samar, penawar tidak dapat merancang dan mengimplementasikan solusi lengkap
untuk masalah tersebut. Jika persyaratannya terlalu rinci dan ketat,
kreativitas dan inovasi penawar mungkin terbatas.
Proses
RFP dimulai dengan menyusun permintaan untuk proposal. Peserta Lelang meninjau
permohonan dan mengajukan saran untuk perbaikan. Setelah menerapkan umpan
balik, permintaan akhir untuk proposal dikeluarkan. Penawar kemudian mengajukan
proposal mereka. Pelanggan memilih sekelompok kecil penawar dan memasuki
negosiasi harga dan rincian teknis. Pelanggan dapat meminta penawar yang
tersisa untuk mengajukan penawaran terbaik dan terakhir sebelum memberikan
kontrak. Kontrak disajikan kepada perusahaan yang memberikan solusi terbaik
untuk masalah ini.
11.
Pemilihan sumber ( Suppliers and Writing Their Contracts )
Ada
banyak cara yang dapat ditempuh untuk menentukan supplier yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process). Metode AHP digunakan dalam model pengadaan
berupa tender. Sebelum menjelaskan mengenai AHP lebih lanjut berikut ini adalah
gambar alur langkah-langkah umum dalam model pengadaan Tender:
Alur Umum
sistem Tender Pada tahapan yang berwarna merah-lah nantinya akan digunakan AHP.
Dalam penggunaan AHP ada beberapa criteria yang biasa digunakan oleh perusahaan
untuk menentukan supplier. Criteria-criteria tersebut seperti yang ditampilkan
oleh tabel di bawah ini:
Tabel Kriteria
Pemilihan Supplier Criteri-criteria yang ada dalam tabel diatas hanya beberapa
kriteria umum yang biasanya dipakai, perusahaan boleh menambahkan criteria lain
yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis.
Setelah
menentukan kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan, selanjutnya
perusahaan melakukan sistem perankingan kriteria. Untuk lebih mudahnya
berikut ini adalah langkah-langkah mudah dalam menentukan/mengurutkan supplier
menggunakan metode AHP:
Tentukan
kriteria pemilihan
Tentukan bobot
masing-masing kriteria.
Identifikasi
alternatif (supplier) yang akan dievaluasi.
Evaluasi
masing-masing alternatif dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Hitung nilai
berbobot masing-masing supplier
Urutkan
supplier berdasarkan nilai berbobot tersebut.
Perlu
diketahui,untuk pemberian bobot sangat tergantung pada tingkat kepentingan
masing-masing kriteria yang bisa saja berbeda dalam setiap perusahaan.
Pemberian bobot dilakukan oleh para manajer fungsional. Pada AHPpemberian bobot
dilakukan dengan sistem perbandingan berpasangan. Tabel dibawah ini menunjukkan
kriteria perbandingan berpasangan pada AHP.
Setiap
kriteria dibandingkan dengan semua kriteria yang ada. Hasil akhir perbandingan
berupa bobot masing-masing kriteria yang didapat dari rata-rata perbandingan
dengan semua kriteria. Jika kriteria yang dimiliki perusahaan memiliki
sub-kriteria, maka sub-kriteria yang ada juga dibandingkan dengan sub-kriteria
yang lain. Cara-nya sama. Sehingga nantinya akan didapat hasil akhir
perbandingan kriteria dan sub-kriteria. Setelah didapat bobot dari masing-masing
kriteria dan sub-kriteria, selanjutnya adalah mengevaluasi supplier dari setiap
kriteria. Penilaian/evaluasi dilakukan pada tingkat sub-kriteria menggunakan
metode perbandingan berpasangan. Perlu diingat bahwa ketika membandingkan
supplier, yang dibandingkan bukan tingkat kepentingannya melainkan tingkat baik
tidaknya supplier pada suatu aspek/kriteria tertentu. Jika telah didapatkan
bobot dari masing-masing supplier untuk masing-masing kriteria, selanjutnya
adalah mencari nilai aggregat. Nilai aggregat diperoleh dengan mengalikan bobot
masing-masing sub-kriteria dengan nilai supplier pada sub-kriteria yang
bersangkutan. Tahap terakhir setelah menemukan nilai aggregat dari
masing-masing supplier selanjutnya adalah mengurutkan nilai mulai dari yang terbesar
sampai yang terkecil. Supplier dengan nilai terbesar lah yang menjadi pemenang
12.
Administrasi kontrak dan pengawasan perubahan
Administrasi
kontrak adalah tentang mengelola detail bisnis dan hubungan kelembagaan. Setiap
statement dan klausul di kontrak dibuat berdasarkan aturan, regulasi, dan
prosedur yang berlaku. Proses konstruksi tidak bisa berlanjut tanpa adanya
hitam di atas putih (permintaan/perjanjian tertulis). Proses administrasi
kontrak dimulai saat meeting awal-awal antara owner, konsultan, dan kontraktor.
Agenda utamanya adalah membahas kondisi, persyaratan, dan spesifikasi dari
pekerjaan proyek yang akan dilakukan. Biasanya hal-hal yang dibahas adalah :
Introductions
and accountabilities
Mobilization
and site logistics (site access, temporary utilities & facilities, site
security, traffic and pedestrian issues)
Construction
coordination issues (subcontracts, submittals, shop drawings, request for
information)
Schedule issues
(notice to proceed, sequence of work, work hours, liquidated damages)
Payment issues
(schedule of value, applications for payment)
Change orders
and extra work
Dispute issues
(claims, alternative dispute resolution)
Completion
procedures (substantial completion, final inspection, final payment)
Seluruh
isu dan pembahasan haruslah jelas dan tertulis di atas kontrak, serta sudah
disesuaikan dengan hukum yang berlaku. Di industri konstruksi saat ini sudah
terdapat beberapa aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat administrasi
kontrak :
Primavera
Expedition
Prolog
CMiC
Newforma
ConstructJob
e-Builder
StatsLOG
Construction
Communicator
Software
administrasi kontrak di atas biasanya digunakan oleh perusahaan berskala
midsize to large commercial construction. Kontraktor kecil biasanya belum
menggunakan software sebagai metode pembuatan administrasi kontrak. Akan tetapi
inilah kesempatan bagi pegawai yang baru untuk menambah value bagi perusahaan
mereka yang belum menggunakan software sejenis tersebut, menggunakan kemampuan
teknologi mereka sebagai pengembangan bisnis konstruksi.
13.
Penyelesaian Kontrak
Pada
dasarnya setiap kontrak (perjanjian) yang dibuat para pihak harus dapat
dilaksanakan dengan sukarela atau dengan iktikad baik. Namun, dalam
kenyataannya, kontrak yang dibuatnya seringkali dilanggar. Persoalannya kini,
bagaimanakah cara penyelesaian sengketa? Penyelesaian sengketa di bidang
kontrak dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
(1) melalui
pengadilan, dan
(2) di luar
pengadilan.
Penyelesaian
sengketa melalui pengadilan adalah suatu pola penyelesaian sengketa yang
terjadi antara para pihak yang diselesaikan oleh pengadilan. Putusannya
bersifat mengikat. Sedangkan penyelesaian sengketa melalui alternatif
penyelesaian sengketa (Alternative Dispute Resolution/ADR) adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati oleh
para pihak. Penyelesaian di luar pengadilan terdapat beberapa cara, yakni
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli.
Apabila mengacu ketentuan Pasal 1 ayat (10) Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999
maka cara penyelesaian sengketa melalui ADR dibagi menjadi lima cara, yaitu:
1. Konsultasi
2. Negosiasi
3. Konsiliasi,
atau
4. Penilaian
ahli.
14.
Penggunaan software dalam mendukung Project Procurement Management
Dalam
Manajemen Pengadaan terdapat sebuah aplikasi pendukung proses administrasi,
aplikasi tersebut disebut E - Procurement. E – Procurement merupakan sebuah
aplikasi Internet untuk keperluan proses pengadaan. Dengan Internet perusahaan
bisa mengirim RFQ dan PO ke supplier, melakukan lelang secara elecktronik
(online) membagi informasi-informasi yang kritis, dan sebagainya. Dalam
kenyataannya, aplikasi e-procurement bisa bermacam macam dan masing-masing
punya fitur yang berbeda. Jenis aktivitas yang didukung oleh Internet juga
berbeda-beda. Secara umum ada beberapa jenis aplikasi e-procurement yaitu:
1.
e-catalogue.
Secara
tradisional katalog biasanya tercetak dalam bentuk buku atau brosur. Dengan
adanya Internet, perusahaan bisa memiliki katalog elektronik. Di sini
perusahaan mengumpulkan informasi supplier atau calon supplier dengan segala
produk atau jasa yang mereka bisa pasok. E-catalogue biasanya dilengkapi dengan
fasilitas pencarian (search) sehingga perusahaan akan dengan mudah mendapatkan
informasi tentang produk atau jasa yang diinginkan.
2.
e-auction.
Ini adalah
aplikasi untuk membantu proses lelang. Pada proses pembelian, lelang dilakukan
oleh pembeli dengan mengumpulkan calon-calon supplier. Mereka sebelumnya sudah
diberitahu oleh pembeli tentang jumlah, spesifikasi, dan waktu kebutuhan suatu
barang atau jasa. Mereka akan mengajukan penawaran (secara elektronik) dan
selama proses lelang mereka bisa merevisi (menurunkan) harga penawarannya.
3.
B2B market exchange.
Aplikasi ini
memungkinkan banyak pembeli dan banyak penjual bertemu secara virtual. Pada
kebanyakan kasus, aplikasi ini dimiliki dan dikelola oleh pihak ketiga.
4.
B2B Private Exchange.
Aplikasi ini
bisa digunakan untuk membantu proses transaksi rutin dengan supplier. Perusahaan
bisa mengirim PO secara elektronik, mengecek status pengiriman, melakukan
transaksi pembayaran, dan sebagainya. Di samping itu perusahaan mungkin bisa
menggunakan aplikasi ini untuk berbagi informasi tentang rencana produksi dan
informasi lainnya dengan supplier. Supplier juga bisa membagi informasi
ketersediaan stok dan kapasitas produksi mereka.
Your Affiliate Profit Machine is waiting -
BalasHapusPlus, making money with it is as easy as 1...2...3!
Follow the steps below to make money...
STEP 1. Choose affiliate products the system will advertise
STEP 2. Add PUSH button traffic (this ONLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the affiliate products system grow your list and upsell your affiliate products all by itself!
So, do you want to start making money??
Click here to launch the system