TINGKAT KEMISKINAN DIPAPUA
TINGKAT KEMISKINAN DI PAPUA
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Mu’minatus Fitriati Firdaus, S.Fil.I,
M.Phil.
Oleh:
Syifa Citra Ayu (25117862)
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2018
Latar
Belakang
Papua
adalah salah satu provinsi terbesar dan terkaya di Indonesia, tidak sedikit
sumber daya alam yang dihasilkan daerah ini, mulai dari minyak, batu bara,
emas, tembaga, uranium sampai hasil laut bahkan pariwisatanya. Namun dari semua
hasil sumber daya alamnya tidak satupun yang mampu merubah kehidupan social dan
mengangkat strata orang asli Papua, tercatat saat ini Papua masuk dalam daftar
salah satu daerah miskin yang berada di Indonesia, berbagai masalah yang dihadapkan
oleh masyarakat Papua, mulai dari konflik horizontal sampai konflik vertical
yang menimbulkan banyak gejolak yang terjadi di Papua saat ini. Pemerintah
daerah selaku pemegang kekuasaan yang dimana bertugas untuk menjalankan fungsi
dan tugasnya sebagai penanggung jawab penuh atas masyarakatnya tidak bisa
menjalankan tugasnya, dalam hal ini pemerintah lebih condong mengutamakan
kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan masyarakat umum. Sama
halnya dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat pun sama sekali tidak mampu menjawab permasalahan
di Papua, pendekatan secara militer yang dilakukan oleh pemerintah pusat sejauh
ini belum ada perkembangan bahkan menimbulkan gejolak besar di Papua. Akibat
dari hal tersebut maka banyak terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
militer (TNI-POLRI), tidak hanya itu munculnya gerakan separatis saat ini
dilatar belakangi oleh keadaan Papua saat ini yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat Papua. Pola pikir yang dianggap terbelakang dan tingkat pendidikan yang
sangat rendah belum lagi banyak generasi muda yang putus sekolah hal ini
mengakibatkan Papua mengalami kemunduran dan bukan salah satu daerah yang
berkembang, hal ini dikarenakan berbagai masalah-masalah diatas, keadaan
birokrasi yang tidak stabil dalam pemerintahan yang memicu tidak adanya perkembangan
di Papua, tingginya angka Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) menjadi salah satu
masalah yang harus dihadapi.
Letak
Geografis
Luas
wilayah provinsi Papua adalah 317. 062 (Km2). Jika dibandingkan dengan wilayah
Republik Indonesia, maka luas wilayah Provinsi Papua merupakan 19,33 persen
dari luas Negara Indonesia yang mencapai 1.890.754 (Km2). Ini merupakan
provinsi terluas di Indonesia. Persentase penduduk Papua jika dibandingkan
dengan penduduk Indonesia secara keseluruhan tercatat sebesar 0.77% pada tahun
1971. Kemudian pada tahun 1980 meningkat menjadi 0,79%. Tahun 1990 peningkatan
persentase jumlah penduduk Papua sangat tinggi yang mencapai 0,91%. Pada tahun
2000 mengalami penurunan menjadi 0.86% dan terakhir pada tahun 2005, pesentase
jumlah penduduk Papua tercatat sebanyak 0.85%.
Kabupaten Merauke merupakan daerah yang
terluas yaitu 4397 Ha atau 13,87% dari total luas Provinsi Papua. Sedangkan
Kota Jayapura merupakan daerah terkecil tetapi apabila dibandingkan dengan kota
se-Indonesia, maka Kota Jayapura merupakan kota yang terluas. Kota Wamena
(Jayawijaya) dengan ketinggian 2000 - 3000 meter diatas permukaan laut
merupakan kota tertinggi dan terdingin di Papua. Sedangkan yang terendah adalah
kota Merauke dengan ketinggian 3.5 meter diatas permukaan laut.
Provinsi Papua dengan
luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130 ° - 141° Bujur Timur dan 2°25' Lintang
Utara - 9° Lintang Selatan.
Batas
wilayah di Provinsi
Papua berbatasan dengan :
Sebelah
Utara : Samudera Fasifik/Pacific Ocean
Sebelah
Selatan : Laut
Arafura/Arafura Sea
Sebelah
Barat : Provinsi
Papua Barat
Sebelah
Timur :Papua New
Guinea
Data
Kemiskinan di Provinsi Papua
- Persentase penduduk miskin di Provinsi Papua selama enam bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 0,78 persen poin yaitu dari 28,40 persen pada September 2016 menjadi 27,62 persen pada Maret 2017.
- Garis Kemiskinan (GK) di perkotaan pada September 2016 sebesar Rp498.368,- lebih tinggi dari GK perdesaan yang mencapai Rp 441.287,- . Hal ini berarti biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) untuk makanan dan bukan makanan lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
- Peranan komoditi makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan), yaitu 72,57 persen berbanding 27,43 persen.
- Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di perkotaan adalah beras, rokok kretek, tongkol/tuna/cakalang, telur ayam, dan daging ayam. Sedangkan komoditi yang berpengaruh besar terhadap GK di perdesaan adalah ketela rambat, beras, rokok kretek, daging babi, dan daging ayam.
- Pada periode September 2016 – Maret 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan kenaikan yang tidak signifikan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung sedikit menjauhi garis kemiskinan
Perkembangan
Tingkat Kemiskinan Maret 1999 – Maret 2017.
Persentase penduduk
miskin di Papua selama enam bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 0,78
persen poin yaitu dari 28,40 persen pada September 2016 menjadi 27,62 persen
pada Maret 2017. Selama delapan belas tahun terakhir (1999-2017) kondisi
kesejahteraan masyarakat Papua kian membaik. Tercatat persentase penduduk
miskin pada periode tersebut menurun secara signifikan sebesar 27,13 persen,
yaitu dari 54,75 persen pada Maret 1999 menjadi 27,62 pada Maret 2017.
Tingkat
Kemiskinan Menurut Tipe Daerah
Dilihat menurut tipe
daerahnya, penduduk miskin di Provinsi Papua terkonsentrasi di daerah
perdesaan, di mana pada Maret 2017 terdapat 36,20 persen penduduk miskin
tinggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 4,46 persen. Jika
dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya (September 2016), terdapat
penurunan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 0,87 persen.
Untuk daerah perkotaan persentase penduduk miskin mengalami kenaikan sebesar 0,25
persen.
Tingkat
Kemiskinan Menurut Provinsi
Pada
gambar menunjukkan persentase penduduk
miskin menurut provinsi se-Indonesia berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
Maret 2017. Dari gambar tersebut tampak bahwa tiga provinsi di Kawasan Timur
Indonesia yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan
wilayah dengan persentase penduduk miskin terbesar yaitu berturut-turut 27,62
persen; 25,10 persen; dan 21,85 persen. Dari 34 provinsi, 16 provinsi
diantaranya mengalami penurunan persentase penduduk miskin, dengan penurunan
terbesar terjadi di Provinsi Maluku, yang mencapai 0,81 persen.
Upaya
Pemerintah Provinsi Papua
1. Dikembangkannya potensi
swadaya (Upaya untuk mengolah sumber daya yang dimiliki) dan keswadayaan
(Semangat untuk membebaskan diri dari nketergantungan terhadap pihak luar) guna
meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin.
2. Dikembangkannya potensi
swadaya (Upaya untuk mengolah sumber daya yang dimiliki) dan keswadayaan
(Semangat untuk membebaskan diri dari nketergantungan terhadap pihak luar) guna
meningkatkan kesejahteraan penduduk miskin.
3. Adanya komitmen dari pemerintah untuk melaksanakan
pembangunan dengan baik menggunakan pemasukan dari hasil-hasil tambang yang
masuk ke dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua berupa tembaga
(58.36 persen), perkebunan (12.74 persen) yang cukup besar yang berada di
daerah-daerah tertentu seperti Nabire, Numfor agar dapat digunakan untuk
pembangunan-pembangunan investasi SDM.
4. Memperbaiki kualitas SDM
dengan mengembangkan kreatifitas dan keahlian setiap orang dengan cara
memfokuskan pembangunan pada sektor pendidikan yang lebih baik.
5. Menjalankan program pendidikan murah kepada
rakyat dengan subsidi silang untuk investasi perekonomian Papua kedepannya.
6. Pemetaan wilayah hunian
penduduk miskin. Kemudian, memfokuskan pembangunan ekonomi pada beberapa sektor
sesuai potensi daerah, seperti daerah wisata, penghasil ikan dan mutiara,
pertanian, pusat pendidikan dan pelatihan, industri dll.
7. Memperbaiki infrastruktur serta
fasilitas yang dibutuhkan yang dapat mendatangkan investor lokal maupun asing
untuk membuka pusat wisata sekaligus melakukan bisnis. Seperti akses jalan,
pembangunan resort dan jembatan penghubung antarpulau, budidaya perikanan,
kemudahan transportasi dll.
8. Mengadakan
program RESPEK ( Rencana Pengembangan Strategis Berbasis Kampung) yaitu suatu
program yang dirancang dengan mencoba mendekatkan pembangunan kepada
masyarakat.
Kesimpulan
dan Tanggapan
Kemiskinan memang suatu masalah yang kompleks. Ia
tidak berdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhi dan menyebabkannya
terjadi.
Masyarakat Papua masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini
dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS: Maret 2014) menunjukkan
Provinsi Papua memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi di antara 33 Provinsi
di Indonesia yaitu 924,4 ribu jiwa atau 30,05 persen dengan jumlah penduduk
miskin secara keseluruhan di Indonesia yaitu 28280,01 ribu jiwa atau 11,25
persen dan pada September 2017 mengalami penurunan menjadi 27,62 persen..
Dengan
melihat kimiskinan yang terjadi di provinsi papua, pemerintah melakukan
beberapa kebijakan. salah satunya mengadakan program RESPEK (Rencana
Pengembangan Strategis Berbasis Kampung). Hasil program Respek diharapkan dapat
bermanfaat, berdaya guna, dan berhasil guna serta sesuai dengan sasaran/target
yang telah ditetapkan dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
seluruh rakyat Papua.
Selain kemiskinan bebearapa permasalahan yang dialami oleh warga Papua, diantaranya
adalah kemiskinan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, pendidikan,
keterisolasian, dan pengangguran. Salah satu faktor penyebabnya adalah sumber
daya manusia yang minim sehingga kreatifitas dan inovatif masyarakat juga
minim.
Dengan begitu, menurut saya untuk menyelesaikan
masalah tersebut, pemerintah perlu membuat kebijakan seperti membuka sekolah
kursus keterampilan yang bersifat informal dengan tujuan dan harapan
meningkatkan skill kewirausahaan khususnya masyarakat pribumi yang menganggur,
pemerintah membuat peraturan daerah yang membatasi surat izin usaha tidak
terlalu banyak guna memberi peluang dan ruang gerak kepada mereka yang setelah
selesai mendapatkan bimbingan dan keterampilan kewirausahaan tersebut. Sehingga
dengan demikian pengangguran di Tanah Papua akan berkurang dan pembangunan
ekonomi akan terjadi
Referensi
(Sumber :
https://pemkam.papua.go.id/data_geografis.php)
(Sumber:
https://papua.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20170717130655.pdf)
(Sumber:
https://www.kompasiana.com/senis.jotam/globalisasi-dan-kemiskinan-kiat-pemerintah-provinsi-papua-dalam-mengatasi-kemiskinan-dalam-implementasi-otsus-melalui-kebijakan-program-respek)
(Sumber:
https://silmiikaffah.wordpress.com/2012/10/31/dimensi-kemiskinan-dan-kebijakan-penanggulangan-di-provinsi-papua/)
(Sumber:
http://priskilaecha.blogspot.co.id/2015/08/masalah-perekonomian-di-papua.html)
Komentar
Posting Komentar